MIN 2 JEPARA
JL. Masjid Jami' No. 07 Bawu, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara Telp (0291) 596073 Kode Pos 59461
Selasa, 23 September 2025
MIN 2 JEPARA MENGADAKAN KEGIATAN PENDALAMAN PM DAN KBC BAGI TIM KURIKULUM
Jumat, 19 September 2025
PRESTASI SISWA MIN 2 JEPARA DI AJANG OMNI SAINS INDONESIA 2
Kamis, 18 September 2025
MIN 2 JEPARA BERJAYA, DUA SISWA TEMBUS OMI TINGKAT PROVINSI
Jepara, 17 September 2025 – Kabar membanggakan kembali hadir dari MIN 2 Jepara. Dua siswa terbaik, Rafandra Aqlan Lazuardi (bidang IPA) dan Ardhani Pandega Wibowo (bidang Matematika), berhasil menorehkan prestasi cemerlang dalam ajang bergengsi Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025. Mereka tidak hanya lolos seleksi di tingkat Kabupaten, tetapi juga berhasil melangkah ke tingkat Provinsi Jawa Tengah.
PRESTASI MEMBANGGAKAN BARUNG MERAH DAN BARUNG HIJAU MIN 2 JEPARA DI PESTA SIAGA KWARTIR RANTING BATEALIT 2025
Senin, 16 Mei 2022
LAGI! MIN 2 JEPARA RAIH JUARA NASIONAL LOMBA MENDONGENG DAN BACA PUISI
Peserta didik MIN 2 Jepara kembali meraih prestasi yang membanggakan. Kedua siswinya meraih juara dalam event "Lomba Pekan Edukasi Anak (PADUKA) 2022" yang diselenggarakan oleh Sekolah Non Formal Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Indonesia.
Siswi yang dimaksud adalah Sheza Ramadhani Nalistya (kelas 5E) yang meraih juara 3 lomba mendongeng, dan Jihan Anannafiza (kelas 6E) sebagai juara 3 lomba baca puisi.
Kepala MIN 2 Jepara, Bp. Muhajir, S.Ag., M.Pd., menyampaikan ucapan selamat dan mengapresiasi atas prestasi yang diraih oleh siswi MINDURA tersebut. "Semangat terus dan tetap berkarya. Semoga memotivasi teman dan siswa yg lain," ungkap beliau.
Lomba Pekan Edukasi Anak sendiri dilaksanakan berbarengan dengan momen libur lebaran, sehingga anak-anak melakukan latihan di tengah liburan. "Karena libur Idul Fitri, anak-anak melakukan persiapan lomba dari rumah masing-masing dan saya pandu secara jarak jauh," ungkap guru pembimbing, Bu Siti Saudah, S.Ag., M.Pd.I.
Bu Saudah berharap prestasi yang telah diraih siswi MINDURA tersebut bisa menginspirasi siswa-siswa yang lain untuk mengikuti lomba-lomba lainnya.
Senin, 28 Februari 2022
MIN 2 JEPARA RAIH PRESTASI TERBANYAK SE-JAWA TENGAH TAHUN 2021
Pada hari Kamis, tanggal 24 Februari 2022, MIN 2 Jepara menggelar apel pagi di halaman Madrasah. Apel diikuti oleh guru, pegawai, dan siswa MIN 2 Jepara. Apel dilakukan dengan agenda pemberian piala, medali, dan piagam penghargaan atas prestasi siswa-siswi MIN 2 Jepara.
Sepanjang tahun 2021 MIN 2 Jepara menorehkan prestasi yang gemilang. Madrasah Ibtidaiyah yang berlokasi di Desa Bawu, Batealit, Jepara ini meneguhkan kedudukan sebagai MI dengan prestasi terbanyak se-Jawa Tengah. Hal itu dikarenakan MIN 2 Jepara meraih juara terbanyak dari lomba-lomba yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga selama tahun 2021.
Dari data yang dirilis oleh Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah menyebutkan MIN 2 Jepara meraih sebanyak 250 juara, baik akademik maupun non-akademik, baik di tingkat kabupaten, provinsi, nasional, bahkan internasional. Jumlah 250 tersebut berasal dari 5 kali juara 1, 13 kali juara 2, dan 10 kali juara 3.
Kemudian mendapatkan 84 medali emas, 75 medali perak, 47 medali perunggu, serta 16 honourable mention. Dari total 250 juara tersebut, 2 diantaranya merupakan lomba tingkat internasional, 216 tingkat nasional, 6 tingkat provinsi, dan 26 tingkat kabupaten atau kota.
Di antara prestasi yang ditorehkan oleh siswa-siswi MIN 2 Jepara di bidang akademik adalah meraih gold medal kategori mapel Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab dalam Indonesian Youth Science and Language Olympiad (IYSLO) tingkat nasional tahun 2021.
MIN 2 Jepara juga meraih 4 medali emas, 7 perak, dan 11 perunggu dalam ajang Madsantura Science Olympiad (MSO) 2022 tingkat nasional yang diselenggarakan oleh MTsN 1 Jepara. 22 medali tersebut berasal dari kategori mapel Matematika, IPA, IPS, dan PAI.
Di bidang non akademik, siswi MIN 2 Jepara meraih juara 1 lomba membaca puisi, serta juara 2 lomba menggambar tingkat nasional dalam ajang ALBAFEST 2022 yang diselenggarakan oleh SMP Islam Al-Azhar 10 Kembangan, Jakarta. Serta meraih juara 3 lomba membaca puisi dalam ajang LABSMOZAIK XIV 2022 tingkat nasional.
Kepala MIN 2 Jepara, Bp. Muhajir, S.Ag., M.Pd., menyambut dengan gembira atas prestasi tersebut. “Kami ucapkan selamat kepada bapak ibu guru pembimbing dan anak-anak yang telah meraih prestasi yang menggembirakan ini,” ungkap beliau dalam acara pemberian piala dan piagam penghargaan atas prestasi siswa-siswi MIN 2 Jepara.
Beliau juga memotivasi para guru dan peserta didik MIN 2 Jepara agar mengikuti berbagai event lomba. “Lomba merupakan ajang untuk uji kompetensi dan pembuktian hasil belajar kalian. Oleh karena itu, ikutilah lomba-lomba yang ada,” kata beliau. Beliau berharap prestasi yang sudah dicapai oleh MIN 2 Jepara bisa dipertahankan dan ditingkatkan di tahun-tahun berikutnya. [*]
SISWA-SISWI MIN 2 JEPARA MENGIKUTI VAKSINASI COVID-19 DOSIS KE-2
Dalam rangka menyukseskan program vaksinasi covid-19 bagi peserta didik, MIN 2 Jepara melakukan vaksinasi dosis ke-2 terhadap siswa-siswinya. Kegiatan ini dilakukan pada hari Senin, Selasa, dan Rabu, tanggal 21-23 Februari 2022.
Sebagaimana vaksinasi dosis pertama bulan lalu, vaksinasi dosis kedua kali ini juga dilakukan di Aula MIN 2 Jepara. Pelaksanaan vaksinasi di MIN 2 Jepara bekerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Batealit. Kegiatan vaksinasi berjalan dengan tertib dan lancar.
Dalam kegiatan vaksinasi tersebut turut hadir juga Pengawas Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Raudlatul Athfal (RA) wilayah Kecamatan Batealit, Bp. H. Kusnan, M.Pd.I. Beliau memantau jalannya vaksinasi, bahkan turut membantu menangani proses vaksinasi.
Kepala MIN 2 Jepara, Bp. Muhajir, S.Ag., M.Pd., memastikan kegiatan vaksinasi covid-19 di MIN 2 Jepara berjalan dengan tertib dan baik. “Jalin koordinasi dengan pihak-pihak terkait, serta lakukan persiapan sebaik mungkin,” instruksi beliau.
Vaksinasi covid-19 dosis kedua bagi peserta didik merupakan pelengkap terhadap vaksinasi dosis pertama. Hal ini bertujuan untuk membentuk imunitas tubuh yang lebih baik terhadap penyakit covid-19. Dengan demikian kegiatan pembelajaran di Madrasah akan berjalan dengan aman dan nyaman. [*]
Jumat, 31 Desember 2021
MIN 2 JEPARA RAIH JUARA 3 LOMBA MEMASAK KEMENAG JEPARA
Utusan MIN 2 Jepara meraih juara 3 dalam lomba memasak yang diadakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara. Lomba ini dihelat dalam rangka menyambut Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama ke 76 tahun 2022.
Lomba memasak nasi goreng ini diikuti oleh kepala-kepala satuan kerja di bawah naungan Kementerian Agama (MIN/ MIS, MTsN/ MTsS, MAN/ MAS, KUA, dll). Dalam hal ini, MIN 2 Jepara diwakili oleh Kepala Madrasah (Bp. Muhajir) dan salah satu guru (Bu Sulistyowati).
Nasi goreng buatan Tim MIN 2 Jepara diberi nama "Nasi Goreng Tresno Pasay". Tresno berarti suka atau cinta. Bisa juga dipahami sebagai tagline MINDURA yg merupakan akronim dari Tekun, Religius, Elok, Santun, Nasionalis, Optimis. Sedangkan "Pasay" merupakan akronim dari rempah dan sayuran.
Selain lomba memasak nasi goreng, HAB Kemenag tingkat Kabupaten Jepara juga diisi dengan acara ziarah makam leluhur, lomba tamanisasi, dan lomba-lomba lainnya. Puncak acara adalah upacara HAB Kemenag yang akan dilaksanakan tanggal 3 Januari 2022.
Minggu, 26 Desember 2021
Peran PGRI dalam Mewujudkan Merdeka Belajar
Oleh: Rohani, S.Th.I. (Guru MIN 2 Jepara)
Rabu, 11
Desember 2019, merupakan momentum yang sangat penting bagi dunia pendidikan di
Indonesia. Pada hari itu, untuk pertama kalinya Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim menyampaikan gagasannya tentang “Merdeka
Belajar”. Konsep tersebut disampaikan dalam forum Rapat Koordinasi Kepala Dinas
Pendidikan Seluruh Indonesia yang dilaksanakan di Hotel Bidakara, Jakarta
Selatan.
Merdeka belajar
merupakan program kebijakan yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI untuk mengembalikan sistem pendidikan nasional kepada esensi
undang-undang dengan memberi kebebasan kepada sekolah, guru dan
murid untuk bebas berinovasi, bebas
untuk belajar dengan mandiri dan kreatif, dimana kebebasan
berinovasi ini harus dimulai dari
guru sebagai penggerak pendidikan nasional (Merdeka
Belajar: Kajian Literatur, Sherly dkk, disampaikan dalam Konferensi
Nasional Pendidikan I). Tujuan akhir Merdeka Belajar adalah terciptanya profil
pelajar pancasila yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, mandiri, bernalar
kritis, berkebhinnekaan global, gotong royong, dan kreatif.
Peran PGRI dalam Mewujudkan Merdeka Belajar
PGRI sebagai
organisasi profesi yang menaungi para guru di Indonesia mempunyai peran yang
sangat penting dalam mewujudkan Merdeka Belajar. Hal ini dikarenakan, pertama
PGRI berperan serta mengembangkan sistem dan pelaksanaan pendidikan nasional
(sesuai tujuan PGRI poin e); kedua, mendorong terwujudnya pendidikan
bermutu dan terjangkau masyarakat serta layanan pendidikan yang kreatif,
efektif, efisien, dan menyenangkan (sesuai misi PGRI poin f). Dan ketiga,
PGRI mempunyai fungsi meningkatkan kompetensi guru, dosen, dan tenaga
kependidikan (sesuai fungsi PGRI poin b).
Berdasarkan uraian
di atas setidaknya ada tiga hal yang bisa dilakukan oleh PGRI untuk mendukung
terlaksananya Merdeka Belajar sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya. Pertama
adalah menyosialisasikan konsep Merdeka Belajar kepada para guru yang bernanung
di dalam organisasinya. Hal ini penting karena tanpa tahu apa itu Merdeka
Belajar, para guru tentu tidak akan bisa mengimplementasikannya di lapangan. Di
samping itu, PGRI mempunyai perangkat kepengurusan hingga tingkat Desa/
Keluruhan. Sehingga program dan kegiatan di bawah koordinasi PGRI bisa langsung
menyentuh guru secara luas dan hingga level terbawah.
Kedua adalah dengan meningkatkan profesionalitas, skill, dan kompetensi
guru, terutama yang terkait dan mendukung terlaksananya program Merdeka
Belajar. Hal ini bisa dilakukan melalui pelbagai seminar maupun pelatihan. Dan
dikarenakan munculnya program Merdeka Belajar ini seiring dengan adanya pandemi
Covid-19, maka pelatihan-pelatihan tersebut bisa dilakukan secara jarak jauh
melalui perangkat teknologi yang ada. Dengan memakai perangkat telekonferensi seperti
Zoom, Google Meet, dan Microsoft 365 justru bisa menjangkau lebih
banyak peserta dengan biaya yang minimum bahkan gratis.
Ketiga meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan Pemerintah Pusat dan
Daerah, serta lembaga-lembaga pendidikan, dalam mengawal terlaksananya program
Merdeka Belajar. PGRI harus bisa memastikan bahwa setiap kebijakan terkait Merdeka Belajar yang ditetapkan
oleh Mendikbud dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal ini PGRI bertindak
sebagai pengawas eksternal (pihak di luar Pemerintah) yang memastikan
berjalannya sebuah program sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Dengan
adanya pengawas eksternal maka akan terjadi mekanisme kontrol atas implementasi
sebuah kebijakan.
Diperlukan Sinergi dengan Pelbagai Pihak
Untuk mencapai
hal tersebut diperlukan sinergi dan kerjasama dengan pelbagai pihak, antara
lain pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta lembaga-lembaga pendidikan yang
ada. Oleh karena itu, para stakeholder pendidikan harus menyadari kedudukan,
peran, dan fungsi masing-masing. Setelah sadar peran dan fungsi, barulah pihak-pihak
tersebut menjalankan tugas masing-masing secara konsisten.
Pemerintah
Pusat misalnya, mempunyai peran menetapkan kebijakan beserta petunjuk teknisnya,
memberikan pendanaan dari APBN, serta mengawasi dan mengevaluasi jalannya
kebijakan. Sementara Pemerintah Daerah berfungsi sebagai kepanjangan tangan
dari Pemerintah Pusat, berperan sebagai pelaksana dan pengawas kebijakan. Lembaga-lembaga
pendidikanlah yang merupakan ujung tombak dari kebijakan ini. Unsur-unsur yang
ada di lembaga pendidikan, seperti kepala sekolah, pegawai tata usaha/
bendahara, serta para guru, merupakan pelaksana lapangan yang menentukan sukses
tidaknya program ini.
Dalam konteks
demikian, PGRI mempunyai peran koordinatif terhadap pelbagai pihak tersebut di
atas, membantu pemerintah meningkatkan skill dan kompetensi para guru, serta
membantu pemerintah mengawasi dan mengevaluasi jalannya program Merdeka Belajar
di lapangan. Hasil kerja PGRI terkait program Merdeka Belajar ini tentu harus disampaikan
kepada Pemerintah sebagai bahan evaluasi. [*]
Senin, 20 Desember 2021
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN JARAK JAUH PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SD/MI
(Ditinjau dari sisi kelebihan dan kekurangannya)
OLEH: MUHAJIR, S. Ag., M. Pd.
Dalam
rangka mengendalikan penyebaran pandemi
COVID-19 yang sedang melanda dunia tak terkecuali negara kita tercinta
Indonesia, maka mulai pada pertengahan bulan
Maret 2020, pemerintah Indonesia
memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan belajar di semua
Lembaga pendidikan mulai dari tingkat TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA sampai
pada perguruan tinggi. Tidak ketinggalan lembaga-lembaga pendidikan non formal
seperti pondok pesantren semuanya ditutup oleh pemerintah. Sekolah/madrasah
sampai perguruan tinggi dan Lembaga pendidikan formal dianggap sebagai salah
satu tempat yang berpotensi memperluas penyebaran COVID-19, karena adanya interaksi secara langsung antara
murid, guru, mahasiswa dan dosen, ustadz dan santrinya dan orang tua dengan
jarak yang dekat. Pada awalnya, kebijakan penutupan sekolah ini akan
diberlakukan selama dua minggu. Namun, angka penularan pandemi di berbagai
daerah yang terus meningkat sehingga pemerintah memaksa sekolah untuk
menerapkan kegiatan belajar dari rumah sampai batas waktu yang ditentukan oleh
pemerintah dengan melihat perkembangan pandemic COVID 19. Penerapan kegiatan
belajar dari rumah ini selanjutnya disebut dengan pembelajaran jarak jauh yang
disingkat dengan istilah PJJ. Kegiatan PJJ yang berkepanjangan ini membuat
beberapa guru yang pada awalnya berpikir bahwa penutupan sekolah hanya akan
dilakukan dalam waktu singkat, ternyata para guru khususnya guru SD/MI
mengalami kesulitan karena tidak memiliki persiapan yang memadai dan belum
memahami tentang pelaksanaan kegiatan PJJ.
Pelaksanaan
kegiatan PJJ yang dilaaksanaakan oleh guru di sekolah/madrasah dilaakukan
secaraa variasi. Ada yang melaksaanakaan dengan cara daring atau dalam jaringan
dengan menggunakan fasilitas internet dan sarana komputer, laptop atau android. Ada juga yang menggunakan
dengan model luring atau luar jaringan. Kegiatan luring biasanya dengan melihat
siaran pendidikan di televisi atau mendengarkan siaran radio. Bagi guru yang
belum menguasai teknologi informasi dan komunikasi, mereka hanya menggunakan
media whatshap atau WA yang ada di android mereka. Semua materi, tugas dan
penilaian diberikan melalui WA dari android.
Tetapi bagi guru yang sudah menguasai TIK secara mahir, mereka akan memberikan
materi pelajaran, tugas dan penilaian dengan menggunakan berbagai sarana yang
ada di laptop atau android. Misalnya
para guru bisa membuat video pembelajaran yang menarik, menggunakan google form, e-learning dan lain-lain.
Dalam
rangka memperkaya wawasan para guru yang belum memahami tentang pembelajaran
jaarak jauh di sini penulis akan mengulas tentang (1) Konsep pendidikan jarak
jauh (PJJ), (2) Komponen pendidikan jarak jauh
(PJJ), (4) Pengembangan pendidikan jarak jauh (PJJ), (5) Evaluasi pendidikan
jarak jauh (PJJ). Dengan harapan para guru khususnya guru SD/MI memahami secara
jelas maksud dari kegiatan pembelajaran jarajk jauh (PJJ).
1.
Konsep Pendidikan Jarak Jauh
Konsep yang
mendasari PJJ adalah karena adanya keterbatasan yang terjadi antara guru dengan
siswa, dosen dengan mahasiswa serta kalau dalam pendidikan
non formal di pondok pesantren antara
ustadz dengan para santrinya, juga di tempat-tempat pelatihan para
instruktur/tutor dengan peserta pelatihan. Keterbatasan yang dimaksud adalah
karena dimungkinkan jarak geografis atau sebab yang lain misalnya seperti
keadaan saat ini yang mengharuskan sekolah/madrasah, kampus, pondok pesantren
dan lembaga pendidikan yang lain sedang ditutup akibat pandemi Covid-19. Oleh
karena itu keterbatasan ini menyebabkan peserta didik dan guru tidak dapat
berada pada satu tempat/lokasi yang sama pada waktu yang sama untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap
muka secara langsung. Jadi tidak adanya interaksi secara langsung melalui tatap
muka antar guru/dosen/instruktur/pelatih dengan peserta didik inilah yang
mendasari konsep terjadinya pendidikan jarak jauh (PJJ).
Teknologi memang
memainkan peran penting baik dalam cara pengemasan pesan maupun dalam penyampaian
dan penerimaan pesan. Teknologi percetakan dan surat menyurat adalah merupakan
kegiatan yang paling awal dalam kegiatan PJJ. Sebelum adanya internet seperti
sekarang ini, pada masa lalu PJJ dilaksanakan melalui kegiatan surat menyurat,
misalnya guru atau nara sumber memberikan materi atau tugas kepada siswa
melalui surat, begitu sebaliknya para siswa memberikan tanggapan atau menjawab
tugas yang diberikn oleh guru atau naras umber melalui surat melalui jasa pos.
Pada
perkembangan selanjutnya PJJ menggunakan media yang berupa audio pesan atau
materi pembelajaran yang disampaikan para guru atau naras sumber
disampaikan melalui suara. Para siswa dapat mendengarkan materi pembelajaran
yang disampaikan guru/narasumber melalui radio di rumah masing-masing. Seiring
berkembangnya teknologi penggunaan televisi membuka wahana baru di dunia
pendidikan dalam kegiatan PJJ. Penggunaan televisi dalam PJJ tidak hanya suara
saja yang didengar oleh siswa di rumah, tetapi bisa bertatap muka antara antara
naras umber yang menyampaikan materi pembelajaran dengan siswa di rumah. Jadi
siswa di rumah bisa mendengar dan melihat langsung guru/narasumber yang memberikan
materi pembelajaran. Penggunaan televisi pada masa lalu belum terjadi interaksi
antara narasumber dan siswa. Jika ada tanggapan atau materi yang harus
dikerjakan oleh siswa, masih menggunakan surat melalui jasa pos. Karena pada
masa lalu siaran pendidikan di televisi tidak secara langsung. Seandainya
siaran dilaksanakan secara langsung siswa tidak bisa memberikan tanggapan atau
bertanya pada narasumber, karena belum ada fasilitas telepon secara interaktif.
Lain halnya dengan masa sekarang ini siaran pendidikan yang ada di radio maupun
di televisi dilaksanakan melalui siaran langsung dan dibuka layanan interaktif
untuk tanya jawab antara siswa dengan guru melalui layanan telepon.
Pelaksanaan PJJ
saat ini sudah semakin maju karena didukung oleh layanan internet yang sangat
canggih. Internet memiliki kemampuan jangkauan yang tinggi dalam mengatasi
masalah jarak dan waktu dibandingkan dengan surat, radio dan televisi. Pengaruh
teknologi internet terhadap perkembangan PJJ lebih besar karena mampu membuat
PJJ bisa dilaksanakan dengan tatap muka dan interaksi secara langsung. Kalau televisi siswa di rumah dapat melihat guru atau
narasumber, tetapi sebaliknya guru atau narasumber tidak bisa melihat siswa
yang ada di rumah. Lain halnya dengan fasilitas internet sekarang ini, dengan
menggunakan aplikasi zoom meeting
antara guru dan siswa bisa bertatap muka secara langsung melalui layar monitor
pada komputer, laptop dan android.
Siswa dan guru bisa berinteraksi secara langsung dan tanya jawab secara
langsung pada waktu yang bersamaan baik melalui suara atau melalui pesan atau chat ketika terjadi kegiatan PJJ dengan
menggunakan zoom meeting.
Layanan internet
banyak memberikan fasilitas terlaksananya PJJ dari mulai yang sederhana sampai
pada yang sangat menarik pada masa pandemi Covid-19 ini. Misalnya guru bisa
menggunakan whatshap, facebook, email,
video pembelajaraan, google classroom,
google meeting dan lain-lain atau yang sekarang ini disebut dengan istilah e-learning. Selain itu dimasa pandemi Covid-19
ini ada beberapa situs di internet yang menyediakan layanan pembelajaran secara
daring yang bisa diakses oleh para siswa di rumah atau di mana saja. Misalnya
situs yang disediakan oleh kemendikbud RI. Situs-situs itu diantaranya adalah :
Rumah belajar, Meja Kita, Icando,
IndonesiaX, Google for education,
Kelas Pintar, Microsoft Office 365, Quipper
School, Ruang Guru, Sekolahmu, Zenius,
dan Cisco webex. Para guru atau narasumber
tinggal memilih dan menyesuaikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,
kemampuan siswa, kondisi jaringan di daerah tersebut dan fasilitas yang
dimiliki oleh para guru dan siswa.
Dari berbagai
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jarak jauh pada dasarnya
adalah proses pendidikan yang dilakukan dimana siswa dan guru berada pada
tempat yang berbeda dengan menggunakan berbagai macam teknologi. Proses
pendidikan PJJ dapat terjadi dalam suatu interaksi langsung atau tidak langsung
dalam satu waktu yang sama atau waktu yang berbeda melalui media teknologi yang
tersedia.
2.
Perkembangan
Pendidikan Jarak Jauh
Seiring dengan
perkembangan zaman PJJ pada saat ini sudah mendunia. Hampir negara di belahan
dunia ini sudah melaksanakan dan memiliki program PJJ baik dari pendidikan
tingkat dasar, menengah sampai pada perguruan tinggi. Pada perkembangannya PJJ
pada tingkat perguruan tinggi lebih cepat mendunia dibandingkan dengan pada
tingkat pendidikan dasar dan menengah. Hal ini disebabkan karena lembaga pendidikan
pada tingkat dasar dan menengah banyak yang letak geografisnya berada pada
daerah pedesaan dan terpencil. Sedangkan pendidikan tingkat tinggi lokasinya
banyak yang ada di daerah perkotaan yang sudah maju.
Di Indonesia
pelaksanaan PJJ sudah dimulai sejak tahun 1984, yang mana waktu itu diterapkan
pada pendidikan tinggi di Universitas Terbuka. Dalam perkembangannya saat ini
sudah banyak perguruan tinggi sudah melaksanakan PJJ. Pelaksanaan PJJ untuk
tingkat pendidikan dasar dan menengah di Indonesia baru dilaksanakan secara
meluas Ketika negara Indonesia mengalami wabah pandemi Covid-19.
Namun demikian tidak semua lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah saat
ini melaksanakan PJJ dengan baik, karena keterbatasan media dan lain-lain.
3.
Model Pendidikan
Jarak Jauh di SD/MI
Ada beberapa
model yang bisa diterapkan dalam pelaksanaan PJJ pada tingkat SD/MI pada masa
pandemi Covid-19 ini.
a.
Model dimana pendidikan
jarak jauh (PJJ) dilakukan secara manual.
Model ini
diterapkan pada sekolah yang keadaan demografinya tidak mendukung, dikarenakan
lokasi terpencil, jaringan internet tidak ada, siaran radio atau televisi tidak
terjangkau. Hal ini juga bisa diterapkan pada daerah yang keadaan ekonomi
masyarakatnya sangat rendah atau kategori miskin. Model manual ini guru bisa
berkunjung ke rumah siswa secara bergantian untuk memberikan pembelajaran pada
siswa. Siswa yang rumahnya berdekatan, kira-kira ada siswa satu sampai dengan
lima orang dikumpulkan jadi satu tempat untuk diberikan pembelajaran dan
pendampingan ketika siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Selain itu kita
bisa menggunakan jasa kurir atau jasa pos untuk mengirimkan materi dan tugas
pada siswa. Dan suatu saat guru berkunjung ke rumah siswa untuk mengambil tugas
yang telah dikirim sambil memberi pendampingan.
b.
Model Pendidikan
Jarak Jauh (PJJ) secara Online
Pada model ini
pembelajaran jarak jauh dilakukan secara online
dengan baik. Hal ini dikarenakan daerah tersebut bisa mengakses fasilitas
internet, siaran radio dan televisi dengan baik. Selain itu fasilitas yang
mendukung terlaksanya PJJ secara online sangat mendukung. Misalnya kemampuan
guru dibidang IT, sekolah mempunyai fasilitas internet yang memadai, sarana
computer yang cukup, dan para siswa di rumah juga terpenuhi baik fasilitas
internet dan komputer atau android.
Yang tak kalah pentingnya para wali murid juga menguasai penggunaan IT dengan
baik.
4.
Evaluasi Pelaksanaan
Pendidikan Jarak Jauh di SD/MI
Pandemi Covid-19
yang sedang kita alami, khususnya dibidang pendidikan lebih khusus lagi
pendidikan di tingkat SD/MI membawa banyak problematika yang muncul. Problem
atau permasalahan ada yang bersifat kekurangan dan ada yang bersifat kelebihan.
Permasalahan yang muncul dapat kita bedakan dari siswa, guru, orang tua dan
demografi sekolah. Disini penulis berusaha menganalisa permasalahan yang muncul.
a.
Permasalahan dari
siswa
-
Banyak siswa yang
tidak mempunyai HP/android dan laptop.
-
Banyak siswa yang
masih gaptek terhadap IT khususnya kelas rendah.
-
Siswa kurang
tertarik pada pembelajaran melalui PJJ.
-
Siswa merasa jenuh
dan bosan karena tinggal di rumah terus, tidak bisa bertemu dengan
teman-temannya di sekolah.
-
Jika siswa mempunyai
HP/android, mereka hanya bisa mengoperasikan game atau youtube.
-
Ketika diberi tugas
oleh guru, banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas karena merasa aman tidak
ada teguran secara langsung dari guru.
-
Siswa di rumah
merasa seperti libur sekolah, sehingga mereka bermain sepuasnya karena tidak
ada kontrol dari orang tua, karena orang tua sedang bekerja.
b.
Permasalahan dari
guru
-
Banyak guru
khususnya guru non ASN yang belum sertifikasi tidak mempunyai laptop atau
android yang memadai untuk pelaksanaan PJJ.
-
Masih ada guru yang
gaptek terhadap TIK, sehingga sulit untuk membuat materi pembelajaran yang
menarik untuk diberikan pada siswa.
-
Guru mempunyai
peralatan laptop dan android yang memadai, tapi mereka malas untuk membuat
media pembelajaran yang menarik secara online.
-
Guru kurang peduli
dan tidak bertanggugjawab atas tugasnya.
c.
Permasalahan dari
orang tua
-
Tidak semua orang
tua mampu membelikan laptop dan android untuk semua anaknya yang masih sekolah.
-
Orang tua tidak
mampu menyediakan jaringan wifi atau kuota data.
-
Orang tua hanya
mempunyai satu android, dan dibawa orang tuanya bekerja.
d.
Permasalahan
demografi sekolah
-
Sekolah di pedesaan
tidak ada sinyal internet.
-
Sekolah di pedesaan
banyak yang belum mempunyai peralan TIK yang memadai.
Dari empat permasalahan
di atas mulai dari permasalahan dari siswa, guru, orang tua dan letak demografi
sekolah yang bersifat kekurangan, justru membawa kelebihan bagi siswa, guru,
orang tua dan sekolah. kelebihan yang dimaksud diantaranya adalah : guru yang
asalnya kurang memahami dan tidak mampu mengoperasikan peralatan TIK, mereka
akan belajar dengan teman-temannya untuk bisa membuat materi pembelajaran yang
menarik melalui PJJ online dengan dukungan dari kepala sekolah yang selalu
memberikan motivasi pada guru-gurunya. Bagi siswa yang kurang memahami TIK juga
akan belajar menguasai TIK dengan baik. Bagi orang tua begitu juga akan
berusaha belajar memahami dan menggunakan TIK, dipandu oleh guru para orang tua
Latihan membuat akun email, membuka elearning untuk membantu putra-putrinya
dalam mengirimkan tugas yang diberikan oleh guru. Orang tua semakin peduli
terhadap putra-putrinya dalam mendampingi belajar di rumah. Sekolah-sekolah
yang asalnya sarana pendukung TIK kurang, maka kepala sekolah bersama komite
dan stakeholder yang lain akan
berusaha memenuhi sarana TIK yang dibutuhkan. Sekolah-sekolah sering mengdakan
kegiatan pelatihan membuat media pembelajaran secara online. Misalnya Latihan
membuat google classroom, Latihan
membuat video pembelajaran dengan berbagai aplikasi yang ada di internet.
5.
Kesimpulan
Pada masa
pandemi Covid-19 ini, karena semua kegiatan pendidikan secara tatap muka
langsung di sekolah dihentikan, diganti dengan kegiatan pendidikan jarak jauh
maka PJJ merupakan solusi pendidikan yang sangat baik untuk mengatasi berbagai
masalah yang berkaitan dengan lokasi, jarak dan waktu antara guru di sekolah
dengan siswa di rumah. Kemajuan peralatan teknologi yang disebut dengan TIK
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan sarana dan media
pembelajaran yang menarik untuk diberikan kepada siswa.
Kegiatan PJJ
tentu memunculkan banyak permasalahan atau problema, mulai dari karakteristik
siswa, guru, orang tua dan letak demografi
sekolah yang sangat beragam, untuk itu para pemangku kepentingan dibidang
pendidikan harus bisa memberikan solusi terbaik demi terlaksananya pelaksanaan
PJJ di tingkat pendidikan SD/MI dimasa pandemi Covid-19 ini. Diantaranya adalah
ketersediaan dana untuk memfasilitasi kegiatan PJJ, sehingga pendidikan tetap
berjalan baik dan lancer sesuai harapan. Karena sejatinya pendidikan tidak
boleh berhenti dalam kondisi apapun.
Profil Penulis
Muhajir lahir di Pati pada 16 september 1969.
Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Slungkep 1 Kecamatan kayen
Kabupaten Pati tahun 1982. Pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama di MTsN
Lasem Kabupaten Rembang dan lulus pada tahun 1985. Belajar di PGAN Kudus lulus
tahun 1988. Pendidikan strata 1 pada fakultas tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang
1995. Sedangkan strata 2 diselesaikan di UPGRIS Semarang Prodi Manajemen
Pendidikan pada tahun 2013.
Mulai jadi guru di Madrasah Ibtidaiyah
Miftahussalam Wonosalam kabupaten Demak tahun 1988 sampai tahun 2005. Sejak
tahun 2005 sampai tahun 2017 menjadi kepala madrasah di MI Miftahussalam 2
Wonosalam Kabupaten demak. Sejak tahun 2017 sampai sekarang menjadi kepala
madrasah di MIN 2 Kabupaten Jepara. Selain menjadi guru dan kepala madrasah,
juga pernah menjadi fasilitator pembelajaran bagi guru SD/MI di Kabupaten Demak
bekerjasama dengan USAID, mulai tahun 2006 sampai tahun 2017.
SUPERVISI PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID 19
MUHAJIR, S.Ag.,M.Pd MIN 2 Kab. Jepara
PENDAHULUAN
Kegiatan supervisi pendidikan adalah salah satu elemen yang penting dalam pendidikan di sekolah/madrasah yang mendorong untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita bersama. Perbaikan yang diharapkan oleh seluruh elemen pendidikan, baik siswa, wali murid, maupun masyarakat secara umum. Sehingga kualitas pendidikan menjadi baik dan menghasilkan generasi yang baik pula.
Objek utama supervisi adalah
para guru dan tenaga kependidikan yang mempunyai peran penting dalam membentuk
karakter anak. Selain para guru objek supervisi pendidikan tentu semua elemen
yang terlibat di dalamnya, seperti manajemen, pembiayaan, hubungan masyarakat,
kurikulum dan kesiswaan. Supervisi pendidikan bertujuan menumbuhkan kesadaran
dari dalam. Sehingga tumbuh keinginan untuk melakukan kebaikan demi perbaikan
supaya pendidikan mengalami peningkatan kualitas. Supervisi juga bertujuan
membangun kebersamaan dan kekompakan dalam melangkah sesuai target yang
ditentukan.
Program supervisi yang
dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah juga merupakan bagian dari penjaminan
mutu internal di sekolah/madrasah. Penjaminan mutu Pendidikan di sekolah
/madrasah dilakukan secara eksternal dan internal. Penjaminan mutu eksternal
dilaksanakan melalui kegiatan akreditasi sekolah madrasah oleh BAN-SM,
sedangkan penjamiman mutu Pendidikan di sekolah madrasah secara internal
dilaksanakan melalui kegiatan evaluasi diri sekolah/madrasah dan supervisi
akademik.
Pada masa sekarang ini dimana
dunia baru dilanda pandemic covid 19 termasuk negara Indonesia, pemerintah
menerapkan program PSBB yang mengharuskan masyarakat tidak boleh berkerumun dan
harus menjaga jarak aman. Dalam keadaan ini dunia pendidikan juga menerapkan
PSBB pula. Pembelajaran di sekolah/madrasah harus dilaksanakan secara daring (dalam
jaringan). Para siswa tidak hadir di sekolah/madrasah, begitu juga para guru
tidak semuanya dating ke sekolah madrasah/madrasah. Para guru dan tenaga
kependidikan melaksanakan tugasnya sebagian secara WFO (Work From Office)
datang ke sekolah/madrasah. Dan sebagian melaksanakan tugas secara WFH (Work
From Home) atau bekerja dari rumah. Berdasarkan kenyataan di atas bagaimana
peran kepala sekolah /madrasah dalam melaksanakan tugasnya untuk menjaga mutu
pendidikan di sekolah/madrasah tetap berjalan baik dan optimal serta terjamin pelaksanaanya dengan baik di masa
pandemic covid 19 ini. Hal ini kualitas pengelolaan pendidikan di
sekolah/madrasah tidak terlepas dari peran penting kepala sekolah sebagai
manajer di sekolah/madrasah tersebut dalam mengelola pendidikan. Salah satu
upaya yang dilaksanakan oleh kepala sekolah/madrasah adalah dengan melaksanakan
kegiatan supervise pendidikan di sekolah/madrasah yang dipimpin pada masa
pandemic covid 19 ini sehingga mutu pelayanan pembelajaran pada peserta didik
tetap optimal.
PEMBAHASAN
Dalam makalah ini tidak akan dijelaskan mengenai supervisi
secara terperinci, hanya akan membahas bagaimana kepala sekolah/madrasah melaksanakan
tugas supervisi akademik yang dilakukan pada masa pandemi yang merupakan bagian
kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah/madrasah yaitu sebagai
supervisor dan pemimpin pembelajaran. Jadi walaupun masa pandemic baru mewabah
di Indonesia dan pembelajaran dilaksanakan secara daring dimana siswa dan guru
tidak bertemu secara langsung, kepala sekolah/madrasah harus tetap melaksanakan
supervise akademik terhadap para guru dan tenaga kependidikan yang lain. Menurt
LPPKSPS Kemendikbud dalam panduan kerja
kepala sekolah dimasa pandemic covid 19, bahwa tips bagi kepala sekolah untuk
melakukan tugasnya sebagai supervisor dan pemimpin pembelajaran adalah “Tujuan
supervis akademik di masa covid 19 adalah untuk membantu guru memastikan
siswanya belajar baik di rumah”.
Selain itu supervise juga diharapkan para guru
dalam pembelajaran tidak membebani siswa, para guru harus bisa merancang model
pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa dengan cara daring /PJJ pada masa
pandemic ini dikemas dengan model yang menarik dan, menyenangkan bagi siswa di
rumah. Guru dalam memberikan materi pembelajaran tidak boleh monoton dengan
satu model. Misalnya tidak boleh hanya mengirimkan materi berupa tulisan yang
dikirim ke siswa melalui WA (whatshap) siswa hanya disuruh membaca materi
tersebut kemudian disuruh mengerjakan tugas atau soal berdasarkan materi yang
diberikan secara tertulis di WA, GC (google Classroom) dan website
sekolah/madrasah. Tetapi guru harus bisa menyampaikan materi kepada siswa di
rumah dengan berbagai model dan bentuk, sehingga siswa di rumah akan tetap
tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh guru melalui
daring/PJJ. Misalnya guru mata pelajaran tertentu pada minngu ini menyampaikan
materi dengan hanya mengirimkan tugas secara tertulis melalui WA atau melalui
GC untuk dibaca dan dipelajari siswa di rumah, maka pada pertemuan berikutnya
guru harus menyampaikan materi dengan model yang lain misalnya dengan zoom
meeting , youtube yang sudah dibuat oleh guru dengan bentuk yang menarik juga
bisa melalui pesan suara yang dikirimkan kepada siswa. Sehingga dengan berbagai
model penyampaian materi ini diharapkan siswa tidak jenuh dalam menerima materi
pembelajaran. Kalua perlu guru harus melakukan refleksi kepada para siswa di
rumah model pembelajaran apa yang disukai oleh para siswa untuk bisa
dilaksanakan dengan baik di masa pandemic covid 19 ini. Para guru juga harus
menyiapkan materi essensial yaitu materi yang dianggap penting yang perlu
disampaikan kepada siswa di rumah. Guru harus menggunakan kurikulum yang sudah
dibuat oleh sekolah/madrsah yaitu kurikulum darurat pada masa pandemic covid
19. Dengan mengacu pada kurikulum tersebut maka materi yang disampaikan kepada
siswa tidak akan membebani. Diutamakan pada masa pandemi covid 19 ini
pembelajaran penekanannya pada pendidikan karakter pada siswa. Para guru dalam
melaksanakan penilaian pembelajaran di masa pandemic covid 19 ini juga harus
fleksibel. Guru tidak hanya memberikan penilaian pada siswa berbentuk
angka-angka saja atau kuantitatif, tapi guru bisa memberikan penilaian pada
siswa dalam bentuk deskriptif yang bisa dijabarkan dalam bentuk kata-kata
dan dilambangkan dengan huruf misalnya
nilai A, nilai B dan seterusnya.
Berdasarkan pembahasan di atas maka kepala sekolah/ madrasah perlu melaksanakan supervisi agar pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di masa pandemi covid 19 ini sesuai yang diharapkan dan direncanakan. Dalam kegiatan supervisi ini kepala sekolah/madrasah harus tetap menggunakan langkah-langkah atau tahapan-tahapan dalam kegiatan supervise, seperti kegiatan supervise pada masa normal atau tidak masa pandemi. Yang membedakan supervise pada masa pandemic dan masa normal adalah, jika masa normal kegiatan pelaksanaan pra observasi dan observasi dilaksanakan secara langsung sedangkan pada masa pandemic ini kegiatan pra observasi dan observasi bisa secara langsung dan secara virtual. Adapun langkah-langkah yang biasa digunakan kepala sekolah /madrasah pada saat melaksanakan supervisi yaitu :persiapan atau perencanaan, pelaksanaan, penilaian atau evaluasi dan tindak lanjut hasil supervise.
1.Persiapan atau perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: menyusun program supervisi (supervise apa saja yang akan kita laksanakan termasuk jenis kegiatan, sasaran, waktu pelaksanaan ), menetapkan guru senior yang akan membantu kepala madrasah dalam pelaksanaan supervise, menyusun instrument supervise dan memberitahukan atau mensosialisasikan program supervise pada guru di sekolah madrasah melalui kegiatan rapat secara virtual atau melalui rapat zoom meeting. Program supervise juga bisa diberikan kepada guru melalui WA grup sekolah /madrasah, blog dan website sekolah madrasah di masa pandemic ini.
2. Pelaksanaan supervise
Pada pelaksanaan kegiatan supervise di masa pandemic ini menurut LPPKSPS Kemendikbud dalam Panduan Kerja Kepala Sekolah di Masa Pandemi Covid 19 disebutkan bahwa pelaksanaan supervise melalui tiga tahap yaitu : “1. Melakukan kegiatan pra observasi, 2. Melakukan observasi, 3. Melakukan kegiatan post-observasi”. Kegiatan pra observasi pada masa pandemic ini kepala sekolah /madrasah bisa melakukan dengan cara virtual jika memungkinkan dan secara daring melalui zoom meeting atau video call. Kepala sekolah/madrasah sebagai supervisor pada saat pra observasi bisa menanyakan kesiapan guru mulai dari RPP dan media pembelajaran yang akan digunakan saat observasi berlangsung. Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan observasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru secara daring menggunakan aplikasi yang digunakan sesuai kemampuan yang dimiliki oleh sekolah/madrasah, guru dan siswa sesuai kondisi di lapangan misalnya WA, GC, Zoom meeting dan lain-lain. Pada saat observasi kepala sekolah/madrasah harus menguasai materi yang akan disupervisi dan membawa instrument untuk melakukan observasi. Tahap yang ketiga pada pelaksanaan supervise yaitu melaksanakan kegiatan post-observasi. Pada tahapan ini supervisor menganalisis hasil supervise, melakukan refleksi bersama guru yang disupervisi. Supervisor memberi ucapan selamat kepada guru yang disupervisi, menanyakan perasaan yang dirasakan guru setelah mengajar, menanyakan bagian mana yang dirasakan puas dan bagian mana yang dirasakan masih kurang. Kemudian supervisor memberikan masukan berdasarkan hasil observasi baik kelebihan maupun kekurangan yang dilakukan oleh guru ketika disupervisi. Supervisor pada tahap ini juga memberikan pengarahan pada guru tindak lanjut yang tepat yang harus dilaksanakan oleh guru supaya pada observasi berikutnya guru dalam melaksanakan pembelajaran akan lebih baik dan maksimal.
3. Evaluasi
Penilaian ataau evaluasi dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah setelah kegiatan observasi semua guru sudah dilakukan semuanya. Dari hasil observasi tersebut selanjutnya kepala sekolah/madrasah bisa mengevaluasi kendala apa saja, bagaimana hasil observasi dan bagaimana instrument yang digunakan untuk observasi, semuanya harus dievaluasi.
4. Tindak lanjut
Kepala sekolah/madrasah setelah mengetahui hasil
dari supervise harus segera ditindak lanjuti misalnya bagaimana langkah-langkah
pembinaan yang tepat yang akan diberikan pada guru untuk memperbaiki proses
pembelajaran pada masa pandemic ini. Selain itu juga program-program supervise
yang tepat yang akan dilaksanakan oleh kepala sekolah/madrasah pada tahap
supervise berikutnya.